Salah satu masalah pendaki pemula adalah buruknya manajemen logistik. Dalam pikiran mereka, mendaki gunung selalu identik dengan makanan instant. Hal ini salah besar. Mendaki gunung adalah kegiatan berat. Butuh kalori hingga 4.000 kkal per hari. Bayangkan dengan aktivitas sehari-hari yang rata-rata hanya membutuhkan 2.000 kkal per hari. Kebutuhan kalori yang besar ini didapat dari daging-dagingan berlemak, coklat dan karbohidrat. Tentu bukan mie instan yang sulit dicerna tubuh dan menyerap air dalam tubuh.
Ciri khas pendaki pemula, apalagi yang masih berusia muda adalah selalu bergerak dengan cepat. Mereka selalu tergesa-gesa, menjadikan naik gunung seolah lomba lari ke puncak. Malu menjadi yang paling belakang, karena sering dianggap sebagai yang terlemah. Karena itu biasanya waktu tempuh ke puncak lebih singkat. Baru setelah perjalanan turun, aneka masalah datang. Kehabisan tenaga, cidera otot hingga kecelakaan dan kehilangan arah menjadi ancaman.
Idealnya, ada seorang sweeper yang berjalan paling belakang. Biasanya orang ini yang paling kuat dan bisa diandalkan. Tugasnya menyapu seluruh anggota tim. Memastikan tak ada yang keteteran atau tertinggal di belakang. Namun dalam rombongan pendaki pemula, tak ada yang mau menerima tugas ini. Jadi sweeper dianggap hina. Menjadi paling pertama sampai puncak dan pertama turun ke kaki gunung jadi tujuan utama.
"Aku si cepat. Tanpa sadar kutinggalkan sahabatku yang kelelahan mati di gunung."
untuk mengetahui Tips untuk pendaki pemula
lihat disini
Sok Jagoan
Sikap
sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada
pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini
mencari jalur di luar jalur resmi. Parahnya, seringkali mereka
melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta
topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan? Maka
petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati
kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.
Membuka
jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu hidupan liar dan
ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain
untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Sok Jagoan
Sikap
sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada
pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini
mencari jalur di luar jalur resmi. Parahnya, seringkali mereka
melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta
topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan? Maka
petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati
kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.
Membuka
jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu hidupan liar dan
ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain
untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Sok Jagoan
Sikap
sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada
pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini
mencari jalur di luar jalur resmi. Parahnya, seringkali mereka
melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta
topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan? Maka
petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati
kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.
Membuka
jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu hidupan liar dan
ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain
untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Sok Jagoan
Sikap
sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada
pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini
mencari jalur di luar jalur resmi. Parahnya, seringkali mereka
melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta
topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan? Maka
petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati
kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.
Membuka
jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu hidupan liar dan
ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain
untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Sok Jagoan
Sikap
sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada
pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini
mencari jalur di luar jalur resmi. Parahnya, seringkali mereka
melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta
topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan? Maka
petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati
kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.
Membuka
jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu hidupan liar dan
ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain
untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Sok Jagoan
Sikap
sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada
pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini
mencari jalur di luar jalur resmi. Parahnya, seringkali mereka
melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta
topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan? Maka
petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati
kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.
Membuka
jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu hidupan liar dan
ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain
untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Sok Jagoan
Sikap
sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada
pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini
mencari jalur di luar jalur resmi. Parahnya, seringkali mereka
melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta
topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan? Maka
petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati
kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.
Membuka
jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu hidupan liar dan
ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain
untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Sok Jagoan
Sikap
sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada
pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini
mencari jalur di luar jalur resmi. Parahnya, seringkali mereka
melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta
topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan? Maka
petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati
kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.
Membuka
jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu hidupan liar dan
ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain
untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Sok Jagoan
Sikap
sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada
pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini
mencari jalur di luar jalur resmi. Parahnya, seringkali mereka
melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta
topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan? Maka
petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati
kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.
Membuka
jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu hidupan liar dan
ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain
untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Sok Jagoan
Sikap
sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada
pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini
mencari jalur di luar jalur resmi. Parahnya, seringkali mereka
melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta
topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan? Maka
petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati
kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.
Membuka
jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu hidupan liar dan
ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain
untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Sok Jagoan
Sikap
sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada
pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini
mencari jalur di luar jalur resmi. Parahnya, seringkali mereka
melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta
topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan? Maka
petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati
kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.
Membuka
jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu hidupan liar dan
ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain
untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Sok Jagoan
Sikap
sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada
pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini
mencari jalur di luar jalur resmi. Parahnya, seringkali mereka
melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik. Jangankan GPS dan peta
topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan? Maka
petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati
kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.
Membuka
jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu hidupan liar dan
ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain
untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Mendaki
gunung kini menjadi tren. Terlebih pasca euforia film 5 cm yang booming
beberapa waktu yang lalu. Banyak orang ramai-ramai ikut merayakan tahun
baru di puncak-puncak gunung. Melihat matahari terbit untuk pertama
kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi. Sayangnya
banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup.
Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekadar untuk hura-hura.
Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir
nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung dengan sampah.
Mendaki
gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula
memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media, mereka
pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali
sembrono. Ingat, mendaki gunung itu tak seindah dan semudah film 5 cm, guys!
Berikut
kesalahan – kesalahan fatal para pendaki pemula yang sering membuat
mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga semua sadar, naik gunung
jauh lebih bahaya daripada pergi ke mal.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Mendaki
gunung kini menjadi tren. Terlebih pasca euforia film 5 cm yang booming
beberapa waktu yang lalu. Banyak orang ramai-ramai ikut merayakan tahun
baru di puncak-puncak gunung. Melihat matahari terbit untuk pertama
kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi. Sayangnya
banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup.
Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekadar untuk hura-hura.
Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir
nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung dengan sampah.
Mendaki
gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula
memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media, mereka
pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali
sembrono. Ingat, mendaki gunung itu tak seindah dan semudah film 5 cm, guys!
Berikut
kesalahan – kesalahan fatal para pendaki pemula yang sering membuat
mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga semua sadar, naik gunung
jauh lebih bahaya daripada pergi ke mal.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Mendaki
gunung kini menjadi tren. Terlebih pasca euforia film 5 cm yang booming
beberapa waktu yang lalu. Banyak orang ramai-ramai ikut merayakan tahun
baru di puncak-puncak gunung. Melihat matahari terbit untuk pertama
kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi. Sayangnya
banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup.
Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekadar untuk hura-hura.
Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir
nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung dengan sampah.
Mendaki
gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula
memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media, mereka
pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali
sembrono. Ingat, mendaki gunung itu tak seindah dan semudah film 5 cm, guys!
Berikut
kesalahan – kesalahan fatal para pendaki pemula yang sering membuat
mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga semua sadar, naik gunung
jauh lebih bahaya daripada pergi ke mal.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
MMMendaki Gunung saat Mendaki
gunung kini menjadi tren. Terlebih pasca euforia film 5 cm yang booming
beberapa waktu yang lalu. Banyak orang ramai-ramai ikut merayakan tahun
baru di puncak-puncak gunung. Melihat matahari terbit untuk pertama
kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi. Sayangnya
banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup.
Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekadar untuk hura-hura.
Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir
nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung dengan sampah.
Mendaki
gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula
memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media, mereka
pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali
sembrono. Ingat, mendaki gunung itu tak seindah dan semudah film 5 cm, guys!
Berikut
kesalahan – kesalahan fatal para pendaki pemula yang sering membuat
mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga semua sadar, naik gunung
jauh lebih bahaya daripada pergi ke mal.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Mendaki
gunung kini menjadi tren. Terlebih pasca euforia film 5 cm yang booming
beberapa waktu yang lalu. Banyak orang ramai-ramai ikut merayakan tahun
baru di puncak-puncak gunung. Melihat matahari terbit untuk pertama
kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi. Sayangnya
banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup.
Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekadar untuk hura-hura.
Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir
nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung dengan sampah.
Mendaki
gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula
memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media, mereka
pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali
sembrono. Ingat, mendaki gunung itu tak seindah dan semudah film 5 cm, guys!
Berikut
kesalahan – kesalahan fatal para pendaki pemula yang sering membuat
mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga semua sadar, naik gunung
jauh lebih bahaya daripada pergi ke mal.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Mendaki
gunung kini menjadi tren. Terlebih pasca euforia film 5 cm yang booming
beberapa waktu yang lalu. Banyak orang ramai-ramai ikut merayakan tahun
baru di puncak-puncak gunung. Melihat matahari terbit untuk pertama
kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi. Sayangnya
banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup.
Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekadar untuk hura-hura.
Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir
nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung dengan sampah.
Mendaki
gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula
memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media, mereka
pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali
sembrono. Ingat, mendaki gunung itu tak seindah dan semudah film 5 cm, guys!
Berikut
kesalahan – kesalahan fatal para pendaki pemula yang sering membuat
mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga semua sadar, naik gunung
jauh lebih bahaya daripada pergi ke mal.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Mendaki
gunung kini menjadi tren. Terlebih pasca euforia film 5 cm yang booming
beberapa waktu yang lalu. Banyak orang ramai-ramai ikut merayakan tahun
baru di puncak-puncak gunung. Melihat matahari terbit untuk pertama
kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi. Sayangnya
banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup.
Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekadar untuk hura-hura.
Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir
nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung dengan sampah.
Mendaki
gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula
memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media, mereka
pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali
sembrono. Ingat, mendaki gunung itu tak seindah dan semudah film 5 cm, guys!
Berikut
kesalahan – kesalahan fatal para pendaki pemula yang sering membuat
mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga semua sadar, naik gunung
jauh lebih bahaya daripada pergi ke mal.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Mendaki
gunung kini menjadi tren. Terlebih pasca euforia film 5 cm yang booming
beberapa waktu yang lalu. Banyak orang ramai-ramai ikut merayakan tahun
baru di puncak-puncak gunung. Melihat matahari terbit untuk pertama
kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi. Sayangnya
banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup.
Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekadar untuk hura-hura.
Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir
nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung dengan sampah.
Mendaki
gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula
memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media, mereka
pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali
sembrono. Ingat, mendaki gunung itu tak seindah dan semudah film 5 cm, guys!
Berikut
kesalahan – kesalahan fatal para pendaki pemula yang sering membuat
mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga semua sadar, naik gunung
jauh lebih bahaya daripada pergi ke mal.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Mendaki
gunung kini menjadi tren. Terlebih pasca euforia film 5 cm yang booming
beberapa waktu yang lalu. Banyak orang ramai-ramai ikut merayakan tahun
baru di puncak-puncak gunung. Melihat matahari terbit untuk pertama
kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi. Sayangnya
banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup.
Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekadar untuk hura-hura.
Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir
nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung dengan sampah.
Mendaki
gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula
memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media, mereka
pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali
sembrono. Ingat, mendaki gunung itu tak seindah dan semudah film 5 cm, guys!
Berikut
kesalahan – kesalahan fatal para pendaki pemula yang sering membuat
mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga semua sadar, naik gunung
jauh lebih bahaya daripada pergi ke mal.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Mendaki
gunung kini menjadi tren. Terlebih pasca euforia film 5 cm yang booming
beberapa waktu yang lalu. Banyak orang ramai-ramai ikut merayakan tahun
baru di puncak-puncak gunung. Melihat matahari terbit untuk pertama
kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi. Sayangnya
banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup.
Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekadar untuk hura-hura.
Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir
nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung dengan sampah.
Mendaki
gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula
memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media, mereka
pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali
sembrono. Ingat, mendaki gunung itu tak seindah dan semudah film 5 cm, guys!
Berikut
kesalahan – kesalahan fatal para pendaki pemula yang sering membuat
mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga semua sadar, naik gunung
jauh lebih bahaya daripada pergi ke mal.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Mendaki
gunung kini menjadi tren. Terlebih pasca euforia film 5 cm yang booming
beberapa waktu yang lalu. Banyak orang ramai-ramai ikut merayakan tahun
baru di puncak-puncak gunung. Melihat matahari terbit untuk pertama
kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi. Sayangnya
banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup.
Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekadar untuk hura-hura.
Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir
nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung dengan sampah.
Mendaki
gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula
memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media, mereka
pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali
sembrono. Ingat, mendaki gunung itu tak seindah dan semudah film 5 cm, guys!
Berikut
kesalahan – kesalahan fatal para pendaki pemula yang sering membuat
mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga semua sadar, naik gunung
jauh lebih bahaya daripada pergi ke mal.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Mendaki
gunung kini menjadi tren. Terlebih pasca euforia film 5 cm yang booming
beberapa waktu yang lalu. Banyak orang ramai-ramai ikut merayakan tahun
baru di puncak-puncak gunung. Melihat matahari terbit untuk pertama
kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi. Sayangnya
banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup.
Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekadar untuk hura-hura.
Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir
nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung dengan sampah.
Mendaki
gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula
memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media, mereka
pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali
sembrono. Ingat, mendaki gunung itu tak seindah dan semudah film 5 cm, guys!
Berikut
kesalahan – kesalahan fatal para pendaki pemula yang sering membuat
mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga semua sadar, naik gunung
jauh lebih bahaya daripada pergi ke mal.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf
Mendaki
gunung kini menjadi tren. Terlebih pasca euforia film 5 cm yang booming
beberapa waktu yang lalu. Banyak orang ramai-ramai ikut merayakan tahun
baru di puncak-puncak gunung. Melihat matahari terbit untuk pertama
kalinya bersama lautan awan dari puncak-puncak tertinggi. Sayangnya
banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup.
Mereka yang bukan pendaki gunung melakukannya sekadar untuk hura-hura.
Karena tak paham aturan, seenaknya saja mencoreti batu. Mengukir
nama-nama mereka di pohon serta memenuhi gunung dengan sampah.
Mendaki
gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula
memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto-foto di sosial media, mereka
pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali
sembrono. Ingat, mendaki gunung itu tak seindah dan semudah film 5 cm, guys!
Berikut
kesalahan – kesalahan fatal para pendaki pemula yang sering membuat
mereka celaka dan meninggal di gunung. Semoga semua sadar, naik gunung
jauh lebih bahaya daripada pergi ke mal.
- See more at: http://cokelatos.com/index.php/blog/12-kesalahan-kesalahan-fatal-para-pendaki-pemula#sthash.PZehH3ky.dpuf